Kamis, 05 Desember 2024

Terapi Wicara

Responsive image

 

Terapi Wicara

Tahukah anda terapi wicara?? Terapi wicara adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku komunikasi normal/abnormal yang digunakan untuk memberikan terapi pada penderita gangguan perilaku komunikasi, yaitu kelainan kemampuan bahasa, bicara, suara, irama/kelancaran, sehingga penderita mampu berinteraksi dengan lingkungan secara wajar. Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bicara dan mengekspresikan bahasa pada anak. Selain bahasa yang bersifat verbal, terapi ini juga melatih untuk bahasa nonverbal.

Prosedur pengobatan ini untuk mengatasi masalah tumbuh kembang yang berkaitan dengan mulut, seperti telat bicara (speech delay) atau gangguan bicara efek dari sakit atau cedera. Kelainan kemampuan bahasa, bicara, suara, irama/kalancaran terjadi kerena adanya penyakit, gangguan fisik, psikis ataupun sosiologis. Kelainan ini dapat timbul pada masa prenatal. Natal maupun post natal. Selain itu penyebabnya bisa dari heriditer, congenital, maupun acquired..

Kenapa Melakukan Terapi Wicara ?

Kebanyakan yang melakukan terapi wicara adalah anak-anak. Hal ini karena banyak anak-anak yang terlambat bicara. Meski begitu, sebenarnya terapi wicara tak hanya ditujukan untuk anak-anak yang mengidap gangguan bicara atau kesulitan dalam memahami bahasa. Sebab, terapi wicara kini juga bisa dilakukan untuk membantu mengatasi kondisi-kondisi lain. Misalnya, gangguan menelan.

Berikut beberapa kriteria gangguan bicara pada anak-anak yang membutuhkan terapi wicara :

1.      Ketidaklancaran Berbicara

Anak bisa dikatakan tidak lancer berbicara bila dia mengulangi suku kata atau ucapannya terhenti di huruf-huruf tertentu. Kondisi ini sering juga disebut sebagai kondisi gagap.

2.      Gangguan dalam Artikulasi

Terapi wicara diperlukan  bila anak kesulitan dalam menghasilkan suara atau mengucapkan suku kata tertentu secara jelas, sehingga orang lain sering kali tidak mengerti apa yang dikatakan.

3.      Ketidakjelasan Suara atau Resonansi

Anak yang mengalami gangguan ini biasanya akan merasa tidak nyaman atau kesakitan pada saat berbicara. Anak yang memiliki suara atau resonansi yang tidak jelas juga berbicara dengan volume yang cenderung kecil atau suara yang dikeluarkan tidak jelas. Selain gangguan dalam pengucapan, anak-anak yag mengalami gangguan dalam menerima perkataan orang lain maupun mengekspresikan bahasa juga perlu melakukan terapi wicara.

4.      Gangguan Kosa Kata

Anak sulit menempatkan kata secara bersamaan untuk membentuk kalimat. Hal ini bis disebabkan karena kurangnya jumlah kosa kata yang diketahui anak atau ketidakmampuan anak menempatkan kata-kata secara tepat dalam suatu pembicaraan.

5.      Gangguan Kognitif

Gangguan kognitif mempengaruhi kemampuan anak dalam membedakan, mengatur, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Anak dengan gangguan ini juga sulit berkomunikasi karena adanya gangguan memori, perhatian, dan persepsi.

6.      Autisme

Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi ini pada anak yang mengidap autisme. Sebab autisme dapat membuat pengidapnya mengalami gangguan bicara dan bekomunikasi nonverbal.

7.      Mutimisme

Anak yang mengidap kondisi ini memang bisa bicara normal ketika berada di rumah. Namun, mereka mungkin enggan untuk berbicara dengan orang lain ketika berada di tempat umum

8.      Kesulitan Memahami atau Mengolah Bahasa

Terapi wicara juga bisa membantuk anak-anak yang sulit memahami perkataan atau pembicaraan orang lain, atau pula perintah sederhana.

Kapan Harus Melakukan Terapi Wicara ?

Untuk hasil yang maksimal, terapi wicara seharusnya dilakukan sedini mungkin. Misalnya, bila anak sudah berusia enam bulan, tapi masih belum bisa mengucapkan suara vocal, sebaiknya segera bicarakan kepada dokter anak. Periksakan juga pada dokter bila anak belum bisa mengucapkan satu kata sederhana pada usia 12 bulan.

Siapa Yang Bisa Melakukan Terapi Wicara ?

Seorang terapis wicara adalah orang yang ahli dalam bidang patologi wicara-bahasa. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan PMK Nomor 81 Tahun 2014 tentang standar pelayanan terapi wicara, tidak sembarang orang dapat menyelenggarakan terapi wicara. Untuk menjadi terapis wicara seseorang harus sudah lulus pendidikan terapi wicara yang mana pendidikannya sudah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Apa Yang Terapis Wicara Lakukan ?

Ada banyak alasan mengapa anda harus ke ahli patologi wicara-bahasa. Namun, ketika anda berhadapan dengan terapis, terapis akan menilai, mengobservasi, mendiagnosa, dan menangani gangguan bicara dan masalah komunikasi sesuai dengan hasil observasi.

Siapa Yang Membutuhkan Terapi Wicara ?

Siapa saja yang mengalami kendala dalam bicara, komunikasi, atau menelan baik anak maupun orang dewasa karena sebab khusus seperti cedera atau penyakit. Umumnya, penyedia pelayanan kesehatan akan merujuk ke ahli patologi wicara-bahasa saat :

1.     Aphasia atau individu yang susah membaca, menulis, berbicara, dan memahami bahasa karena cedera atau stroke

2.  Apraxia atau orang yang kesulitan merangkau kata-kata. Apraxia juga bisa mengalami masalah keterampilan motoric lain.

3.     Anak dengan gangguan artikulasi sehingga tidak sanggup menghasilkan bunyi tertentu.

4.     Gangguan kognitif-komunikasi.

5.     Disfagia atau gangguan kemampuan menelan.

6.     Dysarthria atau otot lemah karena stroke,

7.     Gangguan ekspresif, kelancaran, reseptif dan resonansi (mulut sumbing, amandel bengkak)

Tujuan Terapi Wicara

Dalam menjalankan kegiatan harian, seseorang membutuhkan kemahiran dalam berbicara dan berbahasa. Apabila kemampuan ini terganggu maka produktivitas akan terhambat dan terjadi penurunan kualitan hidup. Oleh karena itu, anda membutuhkan perawatan yang mempu mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari terapi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi hingga kemampuan sosialnya. Dilansir dari Cleveland Clinic dan Pasitor Clinic, berikut adalah tujuan dilaksanakannya terapi wicara.

1.  Mengembangkan keterampilan berbicara sehingga penderita bisa berkomunikasi dan berinteraksi secara lancar dengan orang lain.

2.     Mengurangi gagap yang berakibat ke menurunnya tingkat kepercayaan diri.

3.     Meningkatkan kemampuan untuk mengungkapkan gagasan, ide, pikiran dan perasaan.

4.     Kejelasan artikulasi dan ucapan.

5.     Meningkatkan keterampilan komunikasi nonverbal

6.     Membantu fungsi menelan lebih baik.

Apasaja Teknik Terapi Wicara ?

Seorang terapis memiliki sejumlah teknik untuk mengobati kondisi unik anda atau anak. Perawatnya bervariasi tergantung pada jenis masalah yang menjadi penyebab gangguan wicara. Nantinya, ahli patologi akan mengembangkan rencana secara detail untuk perawatan khusus kepada pasien.

Teknik terapi wicara yang bisa anda coba di rumah. Baik anak maupun orang dewasa bisa melakukan beberapa teknik terapi wicara berikut ini di rumah.

1.    Teknik terapi wicara untuk anak

Beberapa terapi untuk anak yang bisa anda lakukan adalah

a.       Mendongeng

b.      Kurangi bermain gadget atau televise dan ganti dengan mencontohkan langsung pengucapan kata untuk mengajari anak dalam mengucapkan sesuatu sehingga kemampuan motoriknya turut meningkat.

c.  Bermain game dengan papan penuh dengan objek atau gambar untuk mengembangkan keterampilan berbahasa anak.

2.      Teknik terapi wicara untuk orang dewasa

Selain untuk anak, ada juga terapi rumahan untuk orang dewasa, yaitu.

a.     Latihan lidah dengan cara menjulurkan lidah selama dua detik, lalu masukan kembali. Lalu ulangi secara beberapa kali. Bisa juga dengan cara menggerakan lidah ke sudut mulut lain atau gerakan ke atas dan bawah. Gunakan untuk melatih lidah bergerak dengan pola yang terkoordinasi.

b.     Tersenyum juga dapat menignkatkan keterampilan motoric

c.      Mengerutkan bibir untuk mengontrol gerakan mulut

d.     Membaca dengan suara keras

e.     Bermain permainan kata untuk mempertahankan fungsi kognitif dan meningkatkan keterampilan berpikir.

Berapa Lama Proses Terapi ?

Setiap orang mempunyai rentang kesembuhan yang berbeda. Hal ini karena dalam prosesnya terpengaruhi oleh

a.       Usia

b.      Jenis gangguan

c.       Tingkat keparahan

d.      Kondisi medis

e.       Frekuensi terapi wicara

Beberapa gangguan bicara bisaa membaik seiring bertambahnya usia, sementara masalah lain bisa membutuhkan wktu jangka panjang

 

Referensi :

Standar Pelayanan Terapi Wicara – Hukor Kemkes

Speech Therapy – Cleveland Clinic

http://www.klinikpela9.com

https://www.halodoc.com/kesehatan/terapi-wicara

DOC, PROMKES, RSMH

 

Kamis, 24 Oktober 2024

TMS (Transcranial Magnetic Stimulator)

Dalam penanganan gangguan saraf atau di bidang Neurofisiologi dibutuhkan alat terapi yakni transcranial magnetic stimulator. Alat ini mendukung dokter saraf dalam mendiagnosis penyakit saraf yang diderita pasien . Selain itu sebagai terapi atau pengobatan terhadap penderita gangguan saraf baik masalah fungsi saraf pusat maupun saraf tepi. 

 


 

Definisi Transcranial Magnetic Stimulator

Alat ini dulunya ditemukan lewat penelitian dari university of Pennsylvania salah satu universitas yang berada di Philadelphia, Amerika Serikat sejak 2008 silam. TMS sendiri merupakan teknik pengobatan luar tubuh yang memiliki tujuan untuk merangsang saraf dalam otak. Caranya adalah dengan memberikan tekanan magnetik pada kulit kepala.

Terapi ini sebenarnya bukan pengganti obat pada pasien gangguan saraf melainkan hanya terapi tambahan. Pasien dengan gangguan sistem saraf yang mengkonsumsi obat sesuai standar bisa diberikan terapi ini guna mempercepat proses penyembuhan.

Transcranial magnetic stimulator sebenarnya salah satu terobosan dalam bidang Neurofisiologi dan terjamin keamanannya. Bagi penderita depresi, terapi menggunakan alat ini dinilai efektif walaupun tanpa mendapatkan dukungan obat - obatan

Peralatan Pada TMS

Transcranial Magnetic Stimulator (TMS) terdiri dari dua komponen utama yaitu generator getaran dan kumparan elektromagnetik yang di tempatkan diatas kepala pasien. Generator getaran berfungsi untuk mengontrol bentuk gelombang temporal dan amplitudo getaran TMS, sedangkan bentuk dan penempatan kumparan menentukan distribusi spasial medan-E yang diinduksi di otak. energi disimpan dalam kapasitor besar yang dilepaskan oleh sakelar penyearah berbahan silikon yang dirancang untuk meminimalkan kehilangan energi dan mampu membawa arus ribuan ampere. sifat arus yang dilepaskan tergantung pada frekuensi resonansi dari sirkuit stimulator. Dalam penggunaan TMS, laju perubahan arus dan medan magnet berdasarkan waktu adalah pertimbangan yang utama.

Siapa saja yang membutuhkan terapi TMS

Pasien dengan kondisi di bawah ini bisa mengikuti perawatan tambahan yaitu antara lain :

1. Pasien yang mengalami pasca trauma otak dan saraf
2. Seseorang yang mengidap parkinson dan stroke
3. Individu yang mengalami gangguan keseimbangan
4. Seseorang yang mengalami kondisi tinnitus atau telinga berdenging
5. Mengalami nyeri pinggang kronik termasuk low back pain
6. Pasien dengan kondisi Neuropati, dystonia bahkan depresi
7. Seseorang yang mengalami demensia, insomnia, vertigo
8. Pasien yang mengalami gangguan mental seperti anxiety
9. Pasien dengan riwayat penyakit degeneratif seperti multiple sclerosis

Efek samping yang timbul saat menjalani prosedur ini antara lain ialah gangguan pendengaran sementara, nyeri kepala ringan, kesemutan pada wajah dan untuk beberapa kasus menyebabkan kejang walaupun sangat jarang terjadi. Namun beberapa pasien ada juga yang tidak mengalami efek samping tersebut karena alat tidak memakai radiasi melainkan gelombang elektromagnetik.

Durasi pengobatan transcranial magnetic stimulator mulai dari 30 menit hingga 1 jam tergantung dari tingkat keparahan gangguan saraf yang diderita. Jumlah sesi terapi menyesuaikan jenis penyakit dan tingkat keparahan gangguan yang diderita namun umumnya 5 kali per Minggu

Cara kerja Transcranial Magnetic Stimulator

Cara kerja alat ini sendiri adalah dengan memberikan stimulasi pada sel saraf otak. Tujuannya adalah agar sel otak yang terganggu bisa bekerja sebagaimana mestinya. TMS terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas sel yang tidak begitu aktif sebelumnya lewat peningkatan dari kerja Neurotransmitter.

Neurotransmitter sendiri adalah zat penghantar pada jalur sel-sel saraf. Dalam pemakaian alatnya menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi dan rendah. Hal ini dibutuhkan agar memberikan efek inhibisi/hambatan pada syaraf yang terlalu aktif.

Prosedur TMS

Sebelum menjalani terapi biasanya ada beberapa persiapan yang pasien lewati. Antara lain adalah pemeriksaan klinik dan Neurobehavior, serta penelusuran riwayat kejang dan adanya metal atau logam pada otak. 

Oleh karena itu pasien akan melewati proses screening fungsi sel otak terlebih dahulu sebelum menjalani terapi. Tujuannya adalah memastikan pasien yang menjalani terapi memang mengalami gangguan sistem saraf serta meminimalkan efek samping bagi pasien dengan kondisi tertentu.

Ketika terapi sedang berlangsung, pasien akan di posisikan duduk dan alat kumparan elektromagnetik akan dipasang dekat kepala. Gelombang elektromagnetik akan dialirkan menuju bagian otak dengan menginduksi saraf tertentu. Terapi Transcranial Magnetic Stimulator memberikan gelombang magnet melalui coil ke bagian otak tertentu. Kelebihannya adalah akan mengalirkan gelombang langsung ke otak tanpa menimbulkan sakit serta target organ yang ingin dituju bisa tepat sasaran.

Salah satu alat dalam rangkaian TMS adalah evoked potensial. Alat ini akan berfungsi untuk menganalisis hubungan Antar sel saraf, efek gelombang yang timbul dan sensitivitas sel saraf nya. Transcranial Magnetic Stimulator merupakan salah satu terapi tambahan pada pasien dengan gangguan memori dan saraf. Dengan mengikuti terapi ini mampu mengurangi kambuh nya nyeri kepala, cephalgia, tension headache, sindrom hiperventilasi dan migrain. Terapi ini juga baik untuk pasien dengan gangguan mental seperti depresi atau halusinasi bahkan dianjurkan bagi pasien yang mengalami movemen.

Terapi Wicara

  Terapi Wicara Tahukah anda terapi wicara?? Terapi wicara adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku komunikasi normal/abnormal yang...